Jumat, 28 Oktober 2011




Terbanglah.......

              Merpati q...
              Q dapati dirimu terbang ke sisi q keadaan luka...
              Sayapmu patah mengeluarkan darah
              Terbaring lemah tak berdaya 
              Matamu memancarkan kesedihan dan kesakitan


Merpati q...
Q rawat dan q obati luka mu dengan kasih sayank q                                                                                      
Hari2 berlalu q sangat menyayangimu 
Kau merpati yang lucu dan pintar sekali
Menghibur hati q yg terluka yang berduka saat itu
Sesekali engkau berkicau seolah-olah menyanyikan sebuah lagu
Terdengar merdu di telinga q

            Merpati q...
            Luka disayapmu pun berangsur pulih
            Pasti engkau ingin terbang dan bosan di dalam sangkar bambu ini
           Saatnya q lepas engkau merpati q 
           Q sedih dan tak rela engkau pergi karna km lah saat itu yg q punya
           Tapi q tahu kebebasan yg akan membahagiakan mu 
           Bebas terbang, melayang di udara dan berkicau bersama teman2 mu
           Q merasa sangat kehilangan mu merpati q
           Selamat jalan merpati q 
           Terbanglah dan ingat lah q.........

                                                                            Oktober kelabu 11, by Salsa
                           

Angin mengipas di setiap gejolak mlm
Terpaku dipintu sepi
Hati q tertahan ingin luap meronta
Benamkan rasa perih n kecewa

Resah jiwaku terpendam amarah
Ta' kan hilang di terjang lara n nestapa
Hanyut hingga terbawa suasana
Menepi sehinnga tak berarti lagi

Terus menerus berulang x
Lebih dari ketidak pedulianmu
Pergi bahkan lenyap habis kau lukai
Seakan tak bersalah cobalah kau adili dirimu sendiri

Tak bisakah kau mau mengerti
Hanya maaf yang berkali sering kau ucap
tak dapat mengobati luka kau toreh
sehingga hampir berhenti denyut nadi.

Makalah Pendidikan seumur hidup dalam pendidikan islam


KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Pendidikan Seumur Hidup dalam Pendidikan Islam”. Pendidikan dalam Islam bisa disosialisasikan baik kepada individu sebagai subyek didik maupun kepada lembaga. Subyek didik secara individu dibutuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dilakukan secara berkesinambungan tanpa batas dalam rangka mengoptimalkan kualitas diri mencapai ridla Allah. Begitu juga, secara melembaga upaya penyadaran dibutuhkan untuk dilakukan karena melalui cara ini pendidikan kemungkinan bisa lebih efektif.
            Dengan selesainya Makalah ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1.            Dosen pembimbing
2.            Orang tua
3.            Rekan rekan mahasiswa yang telah ikut serta mengumpulkan bahan serta membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebagai sarana perbaikan dikemudian hari, maka kami mengharapkan berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi bagi kita semua.
     Solok, 25 Oktober  2011
    
             Penulis
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah………………………………………….1
B.     Rumusan Masalah …..……………………………………………1
BAB II  POKOK PEMBAHASAN
  1. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup …………………………2
  2. Priode Pra Konsepsi ……………………………………………….5
  3. Pendidikan Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) ………………...7
  4. Pendidikan Pasca Natal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah) ……………8
  5. Strategi Pendidikan Seumur Hidup ……………………………….11
BAB III  PENUTUP  
A.     Kesimpulan ….…………………………………………………….12
B.     Saran ………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendididkan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.
Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi pernah bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia.
Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat benar adanya didalam kehidupan kita.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dasar pemikiran yang telah terpaparkan di atas,  maka permasalahan yang muncul dan akan dibahas dalam makalah ini adalah
a.       Konsep dasar pendidikan seumur hidup
b.      Priode pra konsepsi (aib al-nikah)
c.       Priode pra natal (gaib al-wiladah)
d.      Periode paska natal (ba’d al-wiladah)
e.       Strategi pendidikan seumur hidup
BAB II
POKOK PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Akan tetapi harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah muncul istilah pendidikan seumur hidup (life long education) atau pendidikan terus menerus (continuing education). )
Islam juga telah menggariskan pendidikan seumur hidup. Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat “. Lepas dari sahih atau tidaknya pendapat tersebut, namun itu memberikan masukan yang cukup berharga bagi pendidikan. Di samping itu, pendapat ini tidak bertentangan dengan ajaran al-qur’an dan hadits.
            1.  Konsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman kezaman. Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi :
                                                                                           اطلب العلم من المهد الى اللحد
Artinya: tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.
Dalam GBHN dinyatakan bahwa ”pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah ”. )
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontiniu) dari bayi sampai meninggal dunia.
Asas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah sebagai motivator dan penunjuk jalan anak didik dalam hal belajar, sekolah sebagai kegiatan belajar (learning centre) bagi masyarakat sekitarnya. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pendidikan seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.)
2.      Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif.
Cukup banyak dasar-dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education sangat penting. Dasar dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya :
a)      Tinjauan ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

b)      Tinjauan ekonomis
Pendidikan merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk :
-         Meningkatkan produktivitasnya
-         Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
-         Memungkinkan hidup dalam lingkaran yang lebih sehat dan menyenangkan.
-         Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
c)      Tinjauan sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya.
d)      Tinjauan filosofis
Negara-negara demokrasi mengiginkan seluruh rakyatnya menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD dan sebagainya.

e)      Tinjauan teknologis
Diera globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh ekplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya.
3.      Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan.
a)      Pendidikan baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu :
1.      Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3 M) yang fungsional bagi anak didik.
2.      Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya
b)      Pendidikan Vokasional adalah program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia.
c)      Pendidikan Profesional adalah pendidikan dalam upaya mencetak golongan profesional yang mampu mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan.
d)      Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan adalah pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan.
e)      Pendidikan Kewargenegaraan dan Kedewasaan Politik adalah pendidikan dalam upaya penguasaan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.
f)        Pendidikan Kultural dan pengisian waktu senggang.

B.  Priode Pra Konsepsi
Priode pra konsepsi sama halnya denagan fase pemilihan jodoh dalam pendidikan pra natal. fase ini adalah priode persiapan untuk menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga.
            Pemilihan Calon Istri
Sabda Nabi SAW ”wanita itu dinikahi karna empat pertimbangan; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karna agamanya. Dapatkanlah wanita yang memiliki agama, akan beruntunglah kamu. (HR. Bukhori Muslim)”.) Dari beberapa hadits Rasulullah, maka dapat diambil beberapa syarat yang penting untuk memilih calon istri diantaranya :
a.       Saling mencintai.
b.      Memilih wanita karna agamanya agar nantinya mendapat berkah dari Allah SWT. Sebab orang yang memilih kemuliaan seseoang akan mendapatkan kehinaan, jika memilih karena hartanya maka akan mendapatkan kemiskinan, jika memilih karena kedudukan maka akan memperoleh kerendahan.
c.       Wanita yang sholeh.
d.      Sama derajatnya dengan calon mempelai.
e.       Wanita yang hidup dalam lingkunngan yang baik.
f.        Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih wanita wanita yang dekat sebab dapat menurunkan anak yang lemah jasmani dan bodoh.
g.       Wanita yang gadis dan subur (bisa melahirkan).
h.       Pemilihan Calon Suami
Rasulullah bersabda yang artinya :
Apabila kamu sekalian didatangi olehseorang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlahia, jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini dan tersebarlah kerusakan. (HR. Tarmidzi).
C. Pendidikan Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)
Pendidikan pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan pemilihan jodoh, pernikahan dan kehamilan.
1. Fase perkawinan /pernikahan
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syariat islam yang berhubungan dengan anjuranpernikahan/perkawinan diantaranya:
a.       Perkawinan merupakan sunnah, RasulullahSabda Nabi”siapa saja yang mampu untuk menikah, namun ia tidak menikah maka tidaklah ia termasuk golonganku (H.R. Thabrani dan Baihaki).
b.      Perkawinan untuk memperoleh ketentraman dan kasih sayang, Firman Allah SWT ”dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah, do’a menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendirisupaya kamu cendrung merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”(QS, Al-Rum : 21).
c.       Perkawinan untuk mendapatkan keturunan,
d.      Firman Allah SWT”Allah telah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu” (QS.An Nahl : 72).
e.       Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dari kemaksiatan. Setelah calon dipilih, diadakan peminangan, dan selanjutnya diadakan pernikahan.
2. Fase Kehamilan
Secara umum masa ini berlangsung kurang lebih 9 bulan 10 hari. walau masa ini relatif lebih pendek dari masa selainnya. Islam melihat dari aspek penddidikan ada tiga faktor untuk dibicarakan. Pertama, harus diyakini bahwa priode dalam kandungan pasti bermula dari adanya kehidupan (al-hayat). Kedua setelah berbentuk sekerat daging, Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya.  
Ketiga ada satu aspek lagi bagi si janin pada masa dalam kandungan, yaitu aspek aganma. Pada masa itu hubungan janin sangat erat dengan ibunya, untuk itu sang ibu berkewajiban memelihara kandungannya, antara lain:
a.       Makan makanan yang bergizi,
b.      Menghindari benturan,
c.       Menjaga emosi dan perasaan sedih,
d.      Menjauhi minuman keras,
e.       Menjaga rahim agar jangan terkena penyakit,
Oleh karna itu pendidikan sudah dimulai sejak anak dalam masa kandungan. Proses pendidikan itu dilaksanakan dengan secara tidak langsung, seperti berikut:
a.       Ibu yang hamil harus mendo’akan anaknya,
b.      Ibu harus selalu menjaga dirinya degan memakan makanan dan minuman yang halal
c.       Ikhlas mendidik anak
d.      Suami harus memenuhi kebutuhan istri
e.       Mendekatkan diri kepada Allah
f.        Kedua orang tua harus berakhlak mulia.akhlak mulia yang harus dimiliki orang tua adalah: kasih sayang, sopan dan lemah lembut, pemaaf, dan rukun dalam keluarga dan tetangga.
D. Pendidikan Pasca Natal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)
1.  Fase bayi
        Fase bayi ialah fase masa kehidupan manusia terhitung dari saat   kelahiran sampai kira-kira berumur dua tahun. Perkembangan yang menonjol pada saat itu adalah pendengaran. Firman Allah ”Dia yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi amat sedikit kamu bersyukur”.Hal yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya:
a.       Mengeluarkan zakat fitrah.
b.      Mendapat hak waris.
c.       Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahiran.
d.      Menyuarakan azan dan iqamah di telinga bayi.
e.       Aqiqah.
f.        Memberi nama.

2.      Fase kanak-kanak
Fase kanak-kanak disebut sebagai masa estetika, masa indera, dan masa menentang orang tua. Masa bayi ini dibagi dua fase, yaitu fase anal dan pra sekolah. Fase anal (1-3 tahun), pada masa ini kecerdasan anak ditimgkatkan dengan cara, memberikan makanan yang baik, dan anak selalu diajak berkomunikasi dengan macam-macam permainan yang cocok dengan usianya. Fase pra sekolah (3-6 tahun).
3. Fase anak-anak (6-12 tahun)
Karateristiknya:
1) Anak mulai bersekolah
2) Guru mulai menjadi pujaannya
3) Gigi tetap mulai tumbuh
4) Mulai malu apabila auratnya dilihat orang
5) Hubungan anak dengan ayah semakin dekat
6) Anak suka sekali menghafal
4. Fase remaja
          Awal remaja ditandai dengan dimulainya keguncangan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Proses terbentuknya pedirian hidup dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup. Menurut Sumardi Suryabrata proses tersebut melalui tiga langkah :
a.       Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dihargai dan dipuja.
b.      Pada taraf kedua, objek pemujaan itu telah mulai lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dianggap mendukung sesuatu nilai.
c.       Pada taraf yang ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas daripendukungnya.
4.      Fase dewasa
Usia dewasa dimulai sejak berakhirnya kegoncangan-kegoncangan kejiwaan pada masa remaja. Maka uasia dewasa dikatakan masa ketenangan jiwa, ketetapan hati dankemanan yang tegas. Fase-fasenya yaitu :
a.       fase dewasa dini, yaitu masa pencarian kemantapan, yaitu suau masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional.
b.      Fase dewasa madya, (40-60 tahun), masa ini ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti dengan penurunan daya ingat.
c.       Fase dewasa akhir, ciri-ciri fase dewasa akhir adalah:merupakan priode kemunduran, perbedaan individual, usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.
E. Strategi Pendidikan Seumur Hidup
1.      Konsep-konsep kunci Pendidikan Seumur Hidup
a.       Konsep Pendidikan Seumur Hidup Itu Sendiri
pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan dan pengalaman-pengalaman pendidikan. Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentang usia.
b.      Konsep Belajar Seumur Hidup
istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah.
c.       Konsep Pelajar Seumur Hidup
untuk mengatasi problema, perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup.
d.      Kurikulum Yang Membantu Pendidikan Seumur Hidup
Kurikulum harus didesain atas dasar asa pendidikan seumur hidup. Kurikulum yang demikian merupakan kurikulum yang praktis untuk mencapai tujuan pendidikan.
         2. Arah Pendidikan Seumur Hidup
Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan ktrampilan mereka yang sangat dibutuhkan dalam hidup.















BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.

Konsep pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.

B.  Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah hendaknya setiap pembahasan diberikan berbagai macam contoh agar pembaca tidak hanya memahami teori serta memberikan pemahaman singkat dan jelas.


DAFTAR PUSTAKA
Al Hasbullah.2006.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT.Raja GR Afindopersada:Jakarta




Makalah AHKLAK KEPADA ALLAH SWT


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Kita sebagai umat islam memang selayaknya harus berakhlak baik kepada Allah karena Allah lah yang telah menyempurnakan kita sebagai manusia yang sempurna. Untuk itu akhlak kepada Allah itu harus yang baik-baik jangan akhlak yang buruk. Seperti kalau kita sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah.
Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya.
Seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah ta’ala dan sesamanya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

حُسْن الْخُلُق قِسْمَانِ أَحَدهمَا مَعَ اللَّه عَزَّ وَجَلَّ ، وَهُوَ أَنْ يَعْلَم أَنَّ كُلّ مَا يَكُون مِنْك يُوجِب عُذْرًا ، وَكُلّ مَا يَأْتِي   مِنْ اللَّه يُوجِب شُكْرًا ، فَلَا تَزَال شَاكِرًا لَهُ مُعْتَذِرًا إِلَيْهِ سَائِرًا إِلَيْهِ بَيْن مُطَالَعَة وَشُهُود عَيْب نَفْسك وَأَعْمَالك .
وَالْقِسْم الثَّانِي : حُسْن الْخُلُق مَعَ النَّاس .وَجَمَاعَة أَمْرَانِ : بَذْل الْمَعْرُوف قَوْلًا وَفِعْلًا ، وَكَفّ الْأَذَى قَوْلًا  
وَفِعْلًا

Keseluhuran akhlak itu terbagi dua. Yang Pertama, akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang anda kerjakan mesti (mengandung kekurangan/ketidaksempurnaan) sehingga membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus disyukuri.
Dengan demikian, anda senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan anda. Kedua, akhlak yang baik terhadap sesama. kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan.

B. Rumusan Masalah
Adapun contoh akhlak kepada Allah SWT yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :
1.      Taqwa kepada Allah SWT.
2.      Cinta kepada Allah SWT.
3.      Ikhlas kepada Allah SWT.
4.      Khauf dan raja’ terhadap Allah SWT.

C. Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Agar seluruh muslimin dan muslimat senantiasa mengetahui cara berakhlak kepada Allah SWT.
2.   Tujuan khusus
Agar masing-masing mahasiswa mampu berakhlak kepada allah SWT dengan cara bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintahnya dan menghentikan seluruh larangannya serta menerapkan sikap iklas dalam kehidupan sehari-hari.




BAB II
POKOK PEMBAHASAN

A. Pengertian Taqwa Kepada Allah SWT
Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara. Hujahnya adalah Al Quran At Tahrim ayat 6 yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu memelihara kamu dan keluargamu dari api neraka”. Dalam Al Quran, ALLAH sering menyeru dengan kalimat ittaqu atau yattaqi.
Tambahan huruf pada asal kata waqa membawa perubahan makna. Di sini ittaqullah mempunyai maksud hendaklah kamu mengambil ALLAH sebagai pemelihara /benteng/pelindung. Yaitu hendaklah jadikan Tuhan itu pelindung. Jadikan Tuhan itu benteng.
Bila sudah berada dalam perlindungan, kubu atau benteng Tuhan maka perkara yang negatif dan berbahaya tidak akan masuk atau tembus. Artinya jadikanlah Tuhan itu dinding dari segala kejahatan.
Taqwa merupakan perintah yang wajib atas setiap orang Islam. Setiap orang beriman diperintahkan oleh Allah dengan benar2 bertaqwa kepada Allah. Dalil2 Al-Qur'an dan  Hadis Nabi berkenaan “taqwa”  serta kewajipan “bertaqwa” terlalu banyak , diantaranya :
Firman Allah :
يأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ اتَّقُواْ اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya”. [Al-Imran (3) : 102]

Firman Allah :
                                  
قُل لاَّ يَسْتَوِى الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُواْ اللَّهَ يأُوْلِى الاٌّلْبَـبِ                
                                                                لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Katakanlah (wahai Muhammad): Tidak sama yang buruk dengan yang baik, walaupun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Oleh itu bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang yang berakal fikiran, supaya kamu berjaya.  
[Al-Maedah (5) : 100 ]

Sedangkan takwa secara lebih lengkapnya adalah, menjalankan segala kewajiban, menjauhi semua larangan dan syubhat (perkara yang samar), selanjutnya melaksanakan perkara-perkara sunnah (mandub), serta menjauhi perkara-perkara yang makruh(dibenci).
Kata takwa juga sering digunakan untuk istilah menjaga diri atau menjauhi hal-hal yang diharamkan, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ketika ditanya tentang takwa, beliau mengata-kan, “Apakah kamu pernah melewati jalanan yang berduri?” Si penanya menjawab, ”Ya”. Beliau balik bertanya, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Orang itu menjawab, “Jika aku melihat duri, maka aku menyingkir darinya, atau aku melompatinya atau aku tahan langkah”. Maka berkata Abu Hurairah, ”Seperti itulah takwa.”
Pada prinsipnya ketakwaan seorang adalah apabila ia menjadikan suatu pelindung antara dirinya dengan apa yang ia takuti. Maka ketakwaan seorang hamba kepada Rabbnya adalah apabila ia menjadikan antara dirinya dan apa yang ia takuti dari Rabb (berupa kemarahan, siksa, murka) suatu penjagaan/pelindung darinya. Yaitu dengan menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Maka tampak jelas, bahwa hakikat takwa adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Thalq bin Hubaib, “Takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan nur (petunjuk) dari Allah karena mengharapkan pahala dari-Nya. Dan engkau meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah karena takut akan siksa-Nya."
Ketaqwaan seorang muslim kepada Allah SWT. Taqwa bukan sebatas melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan. Bukan sebatas menunai ketaatan dan menjauhkan kemaksiatan. Bukan sebatas membuat apa yang disuruh dan meninggalkan apa yang dilarang. Bukan juga sebatas meninggalkan apa yang haram dan menunaikan apa yang fardhu. Bukan sebatas menjauhkan yang syirik dengan beramal dan taat kepada Allah. Bukan sebatas menjauhkan diri dari segala apa yang akan menjauhkan diri kita daripada Allah. Bukan sebatas membatasi diri kepada yang halal saja dan bukan sebatas beramal untuk menjuruskan ketaatan kepada Allah semata-mata.
Usaha untuk menjadikan Allah sebagai pemelihara atau pelindung atau pembenteng ialah dengan melaksanakan perkara-perkara yang disuruh oleh Allah lahir dan batin. Dengan kata-kata yang lain, perkara yang disuruh itu ialah membina sifat-sifat mahmudah. Mengumpulkan dan menyuburkan sifat-sifat mahmudah itulah usaha bagi menjadikan Allah itu sebagai pemelihara atau pelindung. Membina sifat-sifat mahmudah itulah usaha ke arah taqwa
Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala Perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

B. Cinta dan Ridho kepada Allah SWT
Definisi cinta yaitu kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.
Cintailah Allah dan berusahalah untuk menggapai cintaNya.Tahapan-tahapan menuju wahana cinta kepada Allah adalah sebagai berikut:
  1. Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur dan memahaminya dengan baik.
  2. Mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan shalat sunat setelah mendahulukan shalat wajib.
  3. Selalu dzikirullah (mengingat Allah) dalam segala kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.
  4. Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan dengan kehendak hawa nafsu.
  5. Menanamkan dalam hati nama-nama dan sifat-sifat Allah Ta’ala dan memahami maknanya.
  6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita.
  7. Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah.
  8. Menyendiri untuk beribadah kepada Allah, bermunajat dan membaca kitab suciNya di waktu malam saat orang lelap tidur.
  9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang shaleh, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka.
  10. Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.
C. Ikhlas Kepada Allah SWT
Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Jadi segala apa yang kita lakukan itu semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.
Dan apabila seseorang menghendaki sesuatu yang lain dengan ibadahnya ia ingin mendekatkan diri kepada selain Allah S.W.T. dalam ibadah ini dan untuk mendapatkan pujian makhluk (riya, pent.). Maka ini menggugurkan amal ibadah dan ia termasuk syirik. Di dalam Shahih dari hadits Abu Hurairah t, sesungguhnya Nabi S.A.W. bersabda, Allah S.W.T. berfirman (hadits qudsi):
                                   (( أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ, مَن عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيْهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ ))
            Artinya :
'Aku adalah orang yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amal ibadah yang ia menyekutukan selain-ku bersama-Ku, niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah :
a.       Banyak Berdoa
b.      Menyembunyikan Amal Kebaikan
c.       Memandang Rendah Amal Kebaikan
d.      Takut Akan Tidak Diterimanya Amal
e.       Menyadari Bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka

D. Khauf dan raja’
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukaiyang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. Raja’ yaitu memautkan hati pada sesuatu yang disukai.
a.       Khauf.

Kata lain dari khauf adalah khawatir/takut,yang berarti maksud dari khauf adalah rasa khawatir atau takut pada sesuatu yang akan datang,dan rasa khauf akan tumbuh jika seseorang meyakini kalau sesuatu yang di benci akan datang dan yang di cintai akan pergi atau sirna.
Dalam Al-Qur'an makna "khauf" di istilahkan dalam beberapa ayat,misal di Surat As-Sajdah ayat 16 yang artinya "mereka menyeru kepada Tuhan mereka dengan penuh rasa takut(khauf) dan penuh harapan",serta di dalam sufi makna khauf sebagai syarat iman dan syarat menjalankan hukum Allah.yang termaktub dalam Surat Ali-Imron:75.
Menurut beberapa Ulama',khauf di artikan menjadi beberapa arti,seperti cambuk Allah SWT yang di gunakan untuk menghukum manusia yang berontak terhadap Allah SWT.serta manusia yang takut terhadap Allah,di kala ia merasa aman dari hal yang membuatnya takut sendiri,dan sebagainya.
Menurut tradisi sufi,khauf di kategorikan maqam(peringkat kerohanian),yang selalu beriringan dengan maqam raja',serta merupakan awal dari perjalanan sang penempuh.
Menurut tingkatan, khauf (tingkatan ketakutan hamba secara umum), yang menekankan rasa takut terhadap siksa,kehilangan sesuatu yang sangat di cinta, serta takut kehilangan Allah SWT, akan meningkat menjadi Qabdh (ketakutan para auliya' dan shalihin), yang menekankan rasa takut yang luar biasa karena merasa dalam gengggaman Allah dan tidak ingin lepas dari-Nya,serta jiwanya menginjak pada kefanaan yang luar biasa (fanaul fana).
Setelah itu berakhir, baru tingkatan yang selanjutnya dan sekaligus tingkatan yang terakhir, yaitu tingkatan Al-Haibah (ketakutan para Nabi dan Rasul), yang menekankan kesirnaan dalam keabadian (sang pencipta).
b. Raja'

Sedangkan Raja' itu sendiri adalah harapan.sebuah harapan yang di cintai akan datang,dan sebaliknya yang di benci akan hilang dan amal-amal yang di dasari akan optimisme/ harapan lebih baik daripada amal-amal yang di dasarkan pada rasa takut/ khawatir (khauf).
Serta salah satu tanda bahwa seseorang masih bergantung pada amal adalah apabila ia merasa kehilangan harapan (raja') kepada Allah ketika ia melakukan dosa.
Dan arti Raja'(harapan) itu berbeda dengan Tamanny(berandai-andai) yang merupakan sifat tercela.yang berarti harapan adalah mengandalkan kemurahan Sang Pencipta, dan juga melihat kegemilangan Illahi (Sang Pencipta) dengan mata keindahan.harapan adalah kedekatan hati pada kemurahan Allah,harapan adalah kesenangan hati terhadap keutamaan tobat seseorang, harapan adalah melihat kasih sayang Sang Pencipta (Allah) yang Maha Meliputi Segalanya.






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai manusia yang di ciptakan oleh Allah dan untuk menyembah kepada Allah, sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Adapun macam-macam akhlak kepada Allah SWT adalah,Taqwa kepada Allah SWT, cinta kepada Allah SWT, ikhlas kepada Allah SWT serta Khauf dan raja’ terhadap Allah SWT.

B. Saran
Demi perbaikan mutu pembuatan makalah dikemudian hari maka kami sebagai penulis berharap berbagai kritik serta saran dari seluruh pembaca yang bersifat membangun dan bisa memotivasi mahasiswa supaya mengetahui cara berakhlak kepada Allah dengan cara bertaqwa dan menerapkan sifat iklas dalam kehidupan sehari-hari.




DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur;An, 1983
Ilyas,Yunahar, Dr.H,Lc,MA, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam. 2007
http://hisbulah.blogspot.com/2011/03/akhlak-seorang-muslim-kepada-allah-swt.html
rs. H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al-Ulum. Makassar: Berkah Utami.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2097837-khauf-dan-raja/